Feeds RSS

Jumat, 18 April 2014

tumbuhan



CENDANA (Santalum album)

 
           Cendana adalah istilah dari bahasa sansekerta. Berbagai masyarakat di Nusa Tenggara Timur mengenal cendana dengan berbagai istilah antara lain : kai salun (Helong), hau meni (Atoni meto), ai kamenil (Tetun), Hadana, ai nitu atau Wasu dana (Sumba), ai nitu (Rote), haju mangi (Sabu), bong mouni (Alor). Cendana yang berasal dari istilah bahasa sansekerta yang dalam bahasa latin disebut Santalum album L. termasuk famili Santalaceae. Sebenarnya ada dua jenis cendana yakni cendana merah atau Pterocarpus santalinus dan cendana putih atau Santalum album L. Cendana merah, kurang harum dan tidak baik mutunya oleh karena itu kurang penting bagi perdagangan. Cendana jenis ini hidup di Funan dan India. Sementara cendana putih mempunyai kualitas yang tinggi karena aromanya yang harum dan mengandung minyak. Cendana putih tumbuh di wilayah kepulauan Nusa Tenggara Timur yakni pulau Flores, Sumba, Solor, Adonara, Lomblen, Pantar, Alor, Timor, Rote dan Sabu.

            Cendana adalah
tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.

             Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu yang berasal dari daerah Mysoram di India selatan biasanya dianggap yang paling bagus kualitasnya. Di Indonesia, kayu cendana dari
Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.

DISTRIBUSI/PENYEBARAN

Tumbuhan ini tidak diketahui asalnya, tetapi diduga berasal dari garis lingkar Banda di Indonesia Timur dimana Timor dan Sumba merupakan pulau-pulau penting. Penyebarannya yang terakhir terdapat hingga Bondowoso, Timor, Sulawesi, Maluku, dan Australia utara. Kemudian Cendana diintroduksikan ke negara lain, seperti Cina, Sri Lanka, dan Taiwan.

KARAKTERISTIK CENDANA

1. Batang
 
a.    
Tanaman ini berupa pohon,  tinggi antara 12 dan 15 meter yang selalu hijau dengan batang yang lurus dan bulat tanpa alur. Batang dilapisi kulit yang kasar, berwarna kelabu atau coklat tua. Kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum jika kering (tua).


 2. Daun
 
Berbentuk oval atau lanset dan berminyak, dengan panjang sekitar 3,25 – 7,50 cm serta mudah gugur. Tangkai daun 1  – 1,5 cm, berwarna kekuningan. Kadar minyak yang lebih tinggi terdapat pada bagian kayu teras, namun kadar santalolnya lebih rendah. 

c.       3. Bunga 
 
Tanaman tersebut berbunga cepat. Rangkaian bunga pendek (2 – 5 cm). Bunganya kecil, bertangkai pendek (2 – 3 mm), hermafrodit, dan berbentuk tabung yang mempunyai empat sampai lima lidah yang terlepas satu dengan lainnya. Mula-mula bunga berwarna putih kecoklatan kemudian berubah menjadi merah darah.

d.      4. Buah 

Pada umur 3 – 4 tahun, mulai berbuah. Buahnya bulat berbiji satu, sebesar buah kepundung dan berwarna hitam jika telah masak. 


Tanaman cendana sangat cocok pada daerah yang berudara dingin dan kering serta intensitas cahaya matahari yang cukup. Musim kering yang panjang sangat baik pengaruhnya terhadap pembentukan minyak dan aroma. Anakan cendana sangat peka terhadap kekeringan dan sinar matahari langsung, sehingga mudah layu. Pada tanah yang banyak mengandung humus, pertumbuhan candana lebih baik daripada ditanah yang gersang dan tererosi atau ditempat yang banyak ditumbuhi rumput.

Dari hasil analisa terhadap beberapa macam contoh tanah yang dikumpulkan dari berbagai daerah tempat tumbuh cendana dapat diketahui bahwa:
  • Pada umumnya, cendana dapat tumbuh ditanah yang berbatu-batu (lebih kurang 30 cm). 
  • Dapat tumbuh ditanah liat dan galuh, akan tetapi lebih baik ditanah galuh (leemground). 
  • Kirasan pH tanah, mulai dari sedikit dibawah netral sampai dengan sedikit alkalis. 
  • Dapat tumbuh pada kadar hara yang rendah sampai kadar yang tinggi (kadar N, P2O5 dan K2O) 
  • Tanah dilapisan atas harus gembur dengan bobot jenis di bawah 1.2 persen.
  • Warna tanah dari merah sampai coklat; ditanah yang berwarna hitam atau putih pertumbuhan cendana kurang baik.
Cendana adalah salah satu tanaman yang bersifat hemiparasit. Bagian akarnya berhubungan dengan akar inang melalui haustoria dan zat makanan disadap dari pohon inang ketajuk cendana. Selama pohon cendana tersebut tumbuh, produksi minyak berjalan terus pada bagian akar kayu teras. Pohon cendana akan tumbuh terus dan akan terhenti setelah pohon berumur 60 – 80 tahun atau lebih. Tinggi pohon pada umur tersebut dapat mencapai 60 – 65 ft. Masa berbunga dan berbuah pohon cendana dipengaruhi oleh daerah tempat tumbuh. Pada umumnya musim berbunga mulai dari bulan Desember sampai dengan Januari dan buah masak pada bulan Maret sampai Juli. Pohon cendana berkembang baik dengan bijinya, disebarkan dengan bantuan serangga, tikus, dan burung.
Tanaman cendana dapat diserang oleh hama atau penyakit, misalnya penyakit bulir atau “spike disease” yang disebabkan oleh sejenis mikroplasma yang banyak dijumpai di India, dengan tanda tanaman tumbuh kerdil dan menguning. Penyakit lainnya ialah reetdauw (sooty mold), berupa bercak hitam akibat jemur yang tumbuh di atas daun. Selain karena jamur, tanaman cendana sering juga rusak oleh serangga dan tikus. Serangga yang sering menyerang cendana diantaranya ialah Zeuzeura ceffea sejenis kupu-kupu yang menggerek ranting muda. Chionapsis sp dan walang kayu (Valanga nigricornis zehntneri Kraus) serta kumbang moncong.
Di pulau Timor, dikenal dua macam varietas tanaman cendana yaitu varietas cendana berdaun kecil (no menutu, no ana) dan berdaun lebar (nonaik). Masing-masing termasuk varietas longifolia dan langifolia. Pada satu pohon sering terdapat bermacam-macam bentuk dan ukuran daun.

Rabu, 16 April 2014

Hari Bumi II


Penderitaan Bumi


Bumi ...
Namamu dari dulu
Planet ketiga dari tata surya
Yang akan musnah
Oleh makhlukmu yang bernama manusia
Tak pernah kenal rasa sayang padamu

Bumi...
Organ tubuhmu sudah rusak dimana-mana
Paru-mu sudah hangus terbakar amarah
Amarah merah dari manusia
Makhluk cintamu
Tubuhmu longsor satu-satu
Melingkar mendalam
Menunjukkan sakit
Perih yang kau derita

Bumi...
Darahmu begitu tinggi
Hipertensi
Dan kau sering menangis

Untuk apa kau lakukan bumi
Hanya sia-sia bagimu
Kau sudah sakit bumi
Kau terkadang terbatuk lahar
Juga merinding serta flu
Yang kau derita sampai saat ini
Makhlukmu tak ada yang peduli
Malah menambah sakit dijiwamu

Kau jangan mati..esok hari
Cukup aku saja..
Kau jangan sedih lagi
Karena aku yang peduli untukmu...

Hari Bumi


Sampah teman kita


Sampah merupakan masalah utama di kota berpenduduk padat maupun tempat yang memiliki pengunjung yang padat, salah satunya adalah daerah kampus. Kampus merupakan salah satu tempat yang menghasilkan banyak sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Bukan hal yang mudah untuk mengatasi masalah sampah, tetapi hal itu juga tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena akan mengakibatkan masalah yang berkepanjangan.
Pada dasarnya ada satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak kampus atau sekumpulan mahasiswa untuk mengatasi masalah sampah kampus, yaitu didirikannya suatu lembaga yang mengurusi daur ulang sampah atau rumah kompos. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan menyediakan tempat sampah terpisah antara sampah organik dan anorganik.
Dengan adanya pemisahan sampah tersebut akan memudahkan untuk memilah sampah yang dapat di daur ulang atau tidak dapat di daur ulang. Untuk sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos sedangkan sampah anorganik dapat dikelola dengan berbagai macam produk yaitu dengan dijadikan bahan kerajin atau bahan rumah tangga dan dapat pula dikelola menjadi gas metan. Gas metan tersebut dapat dikelola dengan bantuan mesin. Gas metan dapat dimanfaatkan sebagai gas yang biasanya digunakan untuk memasak. Hal tersebut merupakan hal yang efisien untuk mengurangi sampah yang terbuang percuma di lingkungan kampus.
Untuk menjalankan program ini sebaiknya harus ada partisipasi yang aktif dari pihak mahasiswa maupun universitas.